>Galau

07/08/2010 § Tinggalkan komentar


>

Malam ini aku tertegun ketika melihat foto-foto yang sarat guratan-guratan akan tiap momen yang telah dilewati. Aku pun tahu usia ku kini bukanlah muda lagi dan bukanlah seorang anak kecil yang baru kemarin sore kalian ajarkan bagaiman dunia ini dengan manisnya.
Tetapi sekarang entah mengapa kurasakan hati ini terhimpit dan sesak tuk bernafas ketika ku lihat wajah-wajah itu. Wajah-wajah yang mengisi hari ku hingga aku besar selain orang tuaku yang terkasih,.. Sebuah rasa yang tidak bisa ku gambarkan dengan jelas dan yang ada ketakutan karena ku takut menjabarkannya satu persatu, menguraikannya dan terakhir menyimpulkan. Dengan jujur aku tidak ingin melihat itu.
Rasa yang sama ketika ku membaca Rectoveso-Dewi Lestari dengan salah satu cerpennya,..
Jangan katakan aku takut dengannya,.. sumpah bukan rasa itu,.. hanya ada rasa seperti ini yang terakhir karena redup ku melihat wajahnya. Sangat komplek dan benar-benar susah untuk ungkapkan.
Dengan kondisi ini, jujur lebih ku mencintai matematika dan angka karena dapatku menghitungnya dengan angka pasti. Bukan melukiskannya dengan garis abstrak dan hanya aku yang tahu…
Sang Yang Maha,. malam ini aku ingin berdoa untuknya,. untuk keselamatannya dan umur panjangnya,… dan berharap engkau mengabulkannya untuk mereka,..

>kosong ku dengan hari

26/12/2007 § Tinggalkan komentar


>duh… ku buka kuning yang cerah dan indah agar ceria tetapi dia mengkhianatiku disiang ini dengan warna hijau kelam karena sedang asik bermain dengan sang biru dan hitam yang sedari tadi mendominasi sehingga jadi kusam dan gelap. aku kembali mengetuk sang merah jambu agar hati ini sedikit ceria tatapi lagi-lagi dia berlari dan menceburkan diri dengan si biru gelap pekat mendekati hitam sehingga manjadi sang unggu yang lagi-lagi kusam dan gelap jadi makin terasa terhimpit makin dipertengahan siang hari ini.
dan akhirnya aku kembali dengan sang putih dan berkutat kembali dengan sang pena hitam sedang berpikir untuk menggoreskan lukisan indah sehingga menjadi mahakarya agung yang tiada duanya….. satu detik, dua detik dan tiga detik masih ku genggam erat sang hitam takut dia berlari dan menghilang tetapi goresan indah pun belum ku ciptakan….. apakah ini rasanya terkungkung dan mati dengan ide yang menyedihkan terkapar bagai seniman miskin kelaparan karena ketiadaan inspirasi….???? menjadi hampa dan menyedihkan…..
akhirnya sang putri malas melepaskan kedua-duanya dan terhempas bingung ingin menuliskan apa… dan tertidur kembali dengan mimpinya…

>ini salah,… itu salah…

09/11/2007 § Tinggalkan komentar


>sekarang jadi serba salah deh…. 😦 “putri malas berbicara dengan dirinya sendiri”… aku gak meminta kok tuk menjadi rapuh, aku tak meminta tuk menjadi goyah”… “tiba-tiba dia menitikkan air mata yang entah sejak kapan dia tahan dan dia pendam… hari ini mentari tidak tersenyum kepadanya dan bersembunyi diantara awan kelabu yang sudah dari tadi dengan riang bermain air entah sampai kapan sehingga menghambat beberapa aktifitas. merenung, gelisah, serba salah dan akhirnya menangis,….. kembali berdiri menyeka semuanya dan berharap sang pangeran disisinya kali ini, tetapi saat ini semuanya tidak memungkinkan.
sekarang dia kembali menenggelamkan dirinya untuk raja tiran hanya untuk melupakan semuanya dengan aktifitas dan tugas yang sudah menggunung dari pagi tadi. hanya untuk menutupi kesedihan dan memakai topeng untuk tertawa dan tersenyum kembali….
selamat tinggal gelisah untuk sementara…. selamat tinggal galau sampai malam nanti menjelang tidur….

Where Am I?

You are currently browsing the hari yang kelabu category at loving-life.