Cerita Kamu, Mba :)

05/10/2011 § Tinggalkan komentar


Dear Mba,

Apa kabar kamu disana? Sangat berharap kamu selalu baik dan ceria seperti biasanya. Btw, i’am understand now dan telah bisa mengaksarakannya dengan sangat fasihnya akan semua pertanyaan aku ke kamu. Kenapa sinar mata kamu berubah,mba?

Ternyata pasti adanya, bahwa mata itu adalah cermin hati. Bodohnya aku yah, karena baru mengerti ini ketika usiaku telah melewati seperempat abad dan aku mengalaminya sendiri dengan sangat fasihnya. Tapi sangat yakin bahwa sinar itu akan kembali ketika engkau telah menemukannya. Sangat yakin bahwa kamu pasti sangat bisa.

Pertemuan aku dengan kamu ternyata telah berlalu selama 6 tahun dengan sangat fasih dan sederhananya. Dan selama itu pula, beberapa orang mengatakan bahwa sifatku sama dengan kamu untuk keras kepala dan terlalu banyak bertanya. Kita beda kan, mbak? Hanya sebuah kebetulan bahwa beberapa tahapan hidupmu, aku pun mengalaminya dengan garis besar yang hampir sama. Tetapi tidak kali ini.

Sekarang aku mengerti akan asa yang dulu kamu rasakan, akan dia. Rasa yang begitu dalam sampai mengganti keputusanmu untuk kembali selain idealisme karyamu. Rasa yang begitu dalam sampai sisi baru dirimu yang tidak dikenal menyeruak kepermukaan hanya karena asa akan dia. Rasa yang begitu dalam sampai ketika dia berlalu, dapat aku lihat ada luka di matamu.

Apakah kamu sekarang merasakan bahwa setiap pagi terbangun dan merasa ada bagian hatimu ada yang hilang serta tidak merasa lengkap lagi? Sangat yakin bahwa kamu pasti akan selalu bisa melaluinya dengan sangat fasih walaupun kadang aku rasakan bahwa kamu menjadi orang lain sehingga terlihat sangat ceria. Aku pun melakukan hal serupa beberapa bulan yang lalu dan tanpa sadar pun sampai beberapa saat yang lalu, tetapi tidak sekarang karena aku telah belajar kembali untuk tersenyum dari hati.

Dalam pertemuan kita nanti, sangat berharap tidak akan ada lagi luka itu. Sangat berharap bahwa kamu telah menemukannya dan sinar matamu itu kembali seperti dulu adanya. Dan aku mengerti kenapa kamu seperti saat ini. Dan berharap bahwa aku salah mengartikannya, karena kamu melakukan ini semua bukan untuk membunuh rasa sepi dan ingin diperhatikan.

Jangan pernah lelah untuk mencari sosok dia, mba. Aku selalu siap dibelakangmu untuk menyemangatimu dengan pom-pom. Tahukah kamu, bahwa beberapa ceritamu menginspirasi aku, diantara kecerobohan dan kebodohan kelakuanmu yang menggelitik canda dan mengundang tawa. Dan selalu, selalu dan selalu menunggu ceritamu. Dari kamu aku belajar akan semangat dan memperkenalkan aku pada keajaibannya nilai “positif thinking”. Thanks you and believe that GOD always bless u.

Doa di Ramadhan ke-25

05/10/2011 § Tinggalkan komentar


Dear God,

Ramadhan tahun ini, membuat candu.

Ramadhan tahun ini, mengajarkan aku akan memaafkan dan indahnya silahturahmi.

Ramadhan tahun ini, KAU berikan kesempatan untuk mengerti akan indahnya “ukhuwah Islamiah”-MU yang dahulu hanya sebatas formalitas dan ego.

Ramadhan tahun ini, KAU mengajarkan aku bahwa betapa indahnya arti kata pasrah dan tawakal dengan sebenar-benarnya untuk semua DOA yang aku panjatkan.

Ramadhan tahun ini, KAU mengajarkan aku untuk memenuhi janjiku kepada-MU yang telah tertunda dalam 2 tahun adanya dengan alasan yang kini dirasakan semu.

Di ramadhan tahun ini, bolehkan aku meminta untuk dipertemukan kembali di tahun-tahun ke depan dengan nikmat sehat.

Aku jatuh cinta dan makin jatuh cinta di ramadhan-MU, Tuhan.

Maaf masih banyak kealfaan akan ibadahku, Tuhan.

Maaf masih seringnya aku melangkah ke dunia-MU, diantara waktu-waktu tarawih-MU.

Maaf masih seringnya aku marah, ketika semua tidak sesuai dengan yang diharapkan. Padahal,KAU Maha Tahu yang terbaik.

Yakinku akan-MU, bahwa semua yang KAU pilihkan dan arahkan baik adanya. Walaupun hal itu sakit pada saat ini.

Yakinku akan-MU bahwa semua akan berganti dengan indahnya setelah tahun-tahun ke depan dengan hikmah-MU.

Tetap ajarkan aku, Tuhan – untuk selalu melihat hikmah-MU.

Dan tetap selalu KAU izinkan aku, untuk dekat kepada-MU.

Di puasa ke-25 ini dan hari-hari seterusnya, ajarkan aku untuk selalu bersyukur akan-MU. Jadikan hamba orang yang pandai bersyukur akan semua nikmat dan karunia-MU.

CERITA “RE”

15/09/2011 § Tinggalkan komentar


Dear Re,

How long we never meet and discuss anything again like a friendship after you back to Jakarta? Ehm,.. sorry i’am forget. We meet again in the last at one week ago in east sumatra. Dan masih mengingat kamu menulis sesuatu di pasir aku, Re. Serta kamu memutuskan membawa sebagian pasir tersebut sebagai pengingat bahwa hidup kamu harus berjalan maju dengan energi baru akan pelepasan. Sekali lagi, kamu masih seperti dulu kala saat pertemuan dan cerita pertama perjalananmu di pasir putih dewata.

Sama saat kamu hanya duduk terdiam dan menatap lurus ke depan, serta melepaskan satu persatu di tiap-tiap deburan ombak yang lepas pecah menjadi buih. Saat itu kamu ingin menjadi Re yang baru dengan niat tropical design-mu 3.5tahun yang lalu. Kamu bercerita tentang va’astu yang masih menjadi janin yang kamu kandung dan akan kamu lepas ketika dia siap untuk melangkah dalam kehidupan idealisme-mu. Kamu tahu, va’astu adalah dinamisme hidup-mu pada saat aku mendengarkan tentang dia pada saat itu. Dan dia juga bara api-mu untuk tetap mencari cara bagaimana akan bertahan hidup dengan konsep yang kau bangun untuk pencitraan akannya selain dari keseimbangan itu sendiri.

Kamu masih ingat, Re? Setengah tahun pertama kamu nyaman dengan semua. Sampai pada satu titik kamu tidak bisa bernafas karena tidak adanya pelepasan imagi-mu, sehingga KILAU pun terlahir sebagai sarana-mu sebagai pelepasan dan tantangan diri-mu. Betapa masih sangat teringat dengan jelas kamu membawa buku sketsa kemana pun melangkah serta duduk berlama-lama sampai matahari terbenam di pasir putih-ku yang biasa kau sebut pettitenget. Tempat yang akhirnya sering kau datangi yang kadang hanya ingin melepas penat untuk pengenduran syaraf yang telah seharian tegang.

Kamu masih mengingat Pantai Berawa, Re? Ya, itu adalah satu tempat kali pertama kamu lari dari rutinitas yang ada setelah meeting di proyek untuk melepas semua kegalauan. Kamu hanya duduk diundakan dan menghirup aroma buih ombak yang pecah entah berapa lama, ketika semua rasa menghimpit-mu hingga sulit bernafas. Jam 3 sore ketika panas menyengat baru saja menyingsing dan mereda. Dan aku pun kali pertama mendengarkan dan menampung semua kegelisahan-mu yang kau lepas berbarengan dengan buih ombak yang pecah untuk kesekian kalinya. Keputusanmu adalah melepaskan semua tanpa harus ada pembelaan di sana. Kamu pergi karena cukup dirasakan pada masa itu, dan mencari tantangan baru. Sekali lagi, demi va’astu kamu melangkah. Demi impian kemandirian yang akan kamu bangun dimana pun dia nanti.

Kamu pasti masih sangat mengingat Pantai Batu Bolong, Canggu dengan sangat fasih. Dipantai ini kamu hampir menangis karena tekanan dan tuntutan yang dirasa mulai keterlaluan di saat itu. Kamu marah dan emosi tertahan setelah insiden besar yang mengharapkan pengertian bahwa itu bukan bidang-mu. Bukan hal yang kamu cintai untuk dikerjakan dengan sangat fasih dan ikhlas. Kamu marah dan kecewa serta mengharapkan pengertian.

Disini kesetianmu akan semua diuji, dan kamu hampir menyerah. Disini kamu belajar berdamai dan bersinergi pada akhirnya untuk menciptakan konsep manajement va’astu yang akan diterapkan nantinya. Dan disini kamu melakukan eksperimen loyalitas dua sisi dalam balutan memberi dan menerima dengan seimbang serta saling pengertian untuk kekompakan. Dan disini kamu memberikan batasan mutlak untuk melangkah sendiri dengan va’astu. Dari saat pertama aku pun mengetahui bahwa dia adalah dinamisme dan mimpi-mu untuk kemandirian berkarya.

Kemudian semua berjalan antara Pererenan, Batu Bolong dan Pettitenget. Tiga pasir berbeda dengan tiga tempat berbeda yang selalu kamu sempatkan hanya untuk bercerita seperti layaknya sahabat dekat.

Sampai pada satu titik, kamu mengucapkan perpisahan karena harus memilih di Tanah Lot. Untuk terakhir kali kunjungan kamu setelah pertengkaran hebat antara kamu dan-“nya” yang menempati hatimu saat itu tanpa tahu sebab yang pasti. Disini, kamu takut berjanji dengan dewata karena takut tidak bisa memenuhinya. Kamu hanya berani mengabadikan dalam potongan-potongan gambar untuk disimpan dan dikenang. Disini aku melihat keterpaksaanmu untuk sebuah pilihan yang harus kamu ambil dengan sangat berat. Sesuai dengan rencana awal-mu, Re. Tiga tahun kamu khatamkan semua untuk va’astu, walaupun kepulangan-mu bukan demi kepentingannya.

Re, ketika kamu berpindah dan memutuskan “moving on” untuk ayah bunda tercinta serta berusaha berharmonisasi dengan rutinitas yang ada. Kali ini kamu datang ke Pantai Utara, Jakarta untuk menyapa dan bercengkrama, tetapi kamu urungkan dan hanya berjalan mengikuti langkah mereka. Kamu hanya menyapa dalam hati. Hati kamu merindukan dewata dan masih ingin melangkah serta bercengkarama dengan pasir nyaman disana. Re, saat itu ingin aku berkata bahwa “dewata, pettitenget, batu bolong dan pererenan hanyalah lokasi. Aku luas selama kamu temukan bibir pantai. Tenangkanlah hati kamu.

Masih aku ingat kedatangan kamu yang utuh walaupun sekitar tidak merasakannya. Kamu datang untuk membantu seseorang melepas tukik dan bintang laut. Disaat itu pun kamu melepas kerinduan tertahan pelan-pelan akan dewata dan menjalani apa yang ada di kota kelahiranmu. Kamu memutuskan berdamai dan memulai semua menjadi “nothing” untuk membangun menjadi “something”. Kamu memutuskan va’astu dijalankan di kota kelahiranmu. Kota dimana va’astu tercipta dan terkonsep di dalam kesibukkan serta macetnya jakartamu. Kamu memilih akhirnya pada akhir tahun 2010.

Senang dengan sangat sederhananya bahwa kamu menikmati semuanya dalam menata, menuntun dan membesarkan va’astu dengan semua konsep manajement yang telah lama disiapkan, menjadi realisasi nyata serta kamu menikmatinya. Dan kamu kokoh dengan mimpi ini untuk kesekian kalinya.

Bersinergi bukan berarti melupakan dan mencari bentukkan lain karena aku tahu kamu sanggung menahan tangis, under preasure dan benturan untuk va’astu yang kamu pegang kokoh. Ini adalah salah satu penguat kamu untuk masalah personal yang dihadapi selain kecintaan kamu dengan Sang Yang Maha Segala serta Ayah Bunda. Salah satu cahaya idealisme kamu yang selalu diperjuangkan untuk sebuah pengertian walaupun resiko yang dihadapi kali ini sangat besar adanya. Kamu percaya Sang Yang Maha memiliki rencana sempurna dalam menempa kamu dalam kekurangan pengolahan “rasa” untuk terakhir kalinya. “Mendesainlah dengan hati bersama va’astu”.

Re, masih ingat kah kamu ketika kamu menyapa aku di Parangtritis, Jogjakarta. Kamu datang dengan Listya berdua. Kamu menceritakan ingin melepas arsitektur karena lelahnya akan tekanan dan tugas. Dan bisa ditebak dengan mudah, itu hanya emosi. Dimatamu aku tahu bahwa arsitektur adalah soul-mu dan kamu akan layu seperti sayur apabila tanpa dia. Karena kamu sangat mencintai bidang ini telah lama, dari masa 14 tahun usia kehidupan kamu. Berjuang mati-matian untuk mendapat nilai yang baik sehingga kamu lulus dalam jurusan IPA dan mematahkan dengan mudah analisis psikotes-mu. Itu kamu, Re. Selalu tahu apa yang kamu mau, bahkan sampai detik ini.

Itulah kali pertama kekokohan pilihan dan karaktermu diuji. Disini kamu mengalami benturan akan keragaman budaya. Disinilah kamu pernah mencoba menjadi orang lain agar bisa dimengerti dan dipahami sampai lelah. Pada akhirnya kamu menyerah serta menjadi tidak perduli karena bagimu tidak baik pertemanan dibangun dengan menggunakan topeng hanya untuk penerimaan. Dan kamu mendeklarasikan ini adalah kamu apa adanya dengan segala kekakuan dan fleksibelitas yang ada. Tanpa sadar, keputusanmu adalah baik adanya karena melindungi kamu dari hal-hal negatif lingkungan. Mengajarkan kamu bahwa perbedaan itu adalah indah dan toleransi itu adalah keajaiban bagi kamu. Disinilah kamu mulai tertarik belajar ilmu budaya dan karekter budaya untuk menciptakan sinergi indah versi kamu. Open Main yang kamu bangun masih membuat teman kamu terheran-heran akan pola pikir dan alur yang terbangun. Dan kamu kembali tergila-gila dengan pluralisme karena indah ditiap-tiap sisinya.

Sadarkah kamu bahwa kamu telah mengalami proses panjang hidup, Re. Kamu telah menjalani ketetapan pilihan dan bertanggung jawab dengan pilihan tersebut. Kamu telah mempelajari keragaman itu indah dengan sangat sederhananya. Kamu telah mempelajari bahwa jujur dan menjadi diri kamu apa adanya lebih berharga dibandingkan menjadi orang lain serta diam di zona aman ketika tidak dirasakan adil. Kamu telah mempelajari bersinergi dan kekompakkan untuk mencapai tujuan dalam manajement team. Serta kamu sekarang sedang mempelajari mengolah dan mengontrol rasa untuk memanusiawikan semua keputusan yang diambil bersama untuk membesarkan va’astu.

Re, sadarkan kamu bahwa jakarta mengajarkan kamu berlari dengan waktu dan perencanaan. Bali mengajarkan kamu akan open main dalam positif thinking akan toleransi dan kebersamaan yang harmonis. Dan terakhir, Jogjakarta mengajarkan kamu untuk membumi dan mencintai keragaman budaya. Sangat berharap kamu dapat mengkhatamkannya semua dan mengerti serta menerapkannya dengan sangat fasihnya.

Re, tidak perlu berjalan jauh untuk mencari aku. Cukup kamu temukan pecahnya ombak menjadi buih dipasirku. Dan aku akan selalu ada disana untuk mendengarkan dan menemanimu melepas ketika ingin dilepaskan.

Menjadi Lebih Baik Dengan MASALAH

10/09/2011 § Tinggalkan komentar


Sebenarnya sangat gatal tangan ini untuk menulis. Setelah membaca status teman-teman di sosial media yang beberapa banyak yang mellow beullow yellow. Serasa ingin bilang, “come on – wake up all. It’s not the end of the world. Lagian jangan mengganggap isi dunia cuman dia dan itu-itu aja. Life must go on, dude.

Jadi teringat cerita “Sex in The City” ketika session Carrie putus dari Mr.Big. Dimana selama 3 bulan dia selalu membahas dan mengenang Mr.Big yang nota bene dah pindah ke Paris. Dan bisa ditebak bahwa teman-teman disekitarnya protes serta meminta menghentikan semua pembicaraan tentang Mr.Big. OK, sebagai teman yang baik, maka saya mensugesti kalian untuk “sudahlah jangan terpuruk dengan semua kejadian itu dan tentukan batas waktu dengan diri sendiri. Sampai kapan kegiatan mengenang, menyalahkan diri sendiri, marah, kecewa serta semua perasaan campur aduk yang sedang berkecamuk dengan sangat cantiknya di hati pada saat ini”.

Kita yang memiliki perasaan dan kita juga yang harus bisa mengontrol perasaan tersebut. Ingat mantra ajaib “come on, wake up all. It’s not the end of the world (walaupun memang nyeseknya setengah mampus/hidup). Life must go on”. Sudah tidak zamannya lagi untuk masalah seperti ini malah menghancurkan semua rencana yang telah disusun. Klo pun iya, ya semangatlah untuk membuat planing baru yang bahkan klo perlu lebih hebat dan lebih canggih serta lebih ambisius lagi. Jadi seberat apapun, tetaplah membangun semangat hidup dan ambil langkah untuk maju. Semangat!!!! J

Yang harus ditanamkan dengan sangat dalam di dalam kepala dan diresapi dengan sangat fasih di dalam hati adalah semua masalah pasti selalu ada jalan keluarnya, semua kesempitan dan gelapnya jalan pasti akan ada cahaya dan jalan yang luas di depan. Gak percaya, coba masuk hutan pinggiran kota deh, yang dimana itu jalan cuman setapak doang n pas dah ketemu jalan raya, jadi lega kan.. J. Dan percaya bahwa semua masalah yang dimampirkan ke kita adalah pasti kita mampu untuk menyelesaikannya dengan sangat baik dan sempurna.

Ingat, dengan adanya masalah maka kita menjadi lebih baik, lebih dewasa, lebih bijaksana dan lebih kuat. Malu dong sama diri sendiri klo ternyata malah sibuk menyesali, menyalahkan diri sendiri dan Pencipta serta merasa bersalah. Berarti kita tidak belajar dari masalah tersebut untuk menjadi lebih baik. Sangat disayangkan banget. Jangan sampe kelamaan deh dalam kondisi tersebut, karena membuat kita negative thinking serta membuang energi terlalu banyak ke hal yang seharusnya tidak perlu memakai energi berlebih.

Karena itu sangat diperlukan “sabar” dan “ikhlas”. Mungkin untuk sabar masih gampang lah. Tapi untuk ikhlas? Jujur, saya pribadi belum khatam, tetapi saya tetap belajar untuk mengkhatamkannya. Percaya gak, dengan kita belajar dua sifat di atas, kita jadi lebih berpikir posistif dan berprasangka baik dengan Sang Pencipta dan sekitar. Udah percaya aja, karena saya mengalaminya sendiri. Setelah jumpalitan gak jelas beberapa bulan untuk melogikakan semuanya hanya untuk mencari jawaban “MENGAPA? dan KENAPA?” akhirnya saya kecapean sendiri dan pasrah sepasrah-pasrahnya. Serta menanamkan di dalam kepala dan hati bahwa dengan adanya masalah ini, membuat saya belajar banyak hal dan menjadi individu baru.

Karena setelah mengubah mainset dari “korban/obyek penderita” menjadi “subyek” ternyata gak ngenes-ngenes banget. Malah saya sujud syukur loh. Karena Sang Yang Maha masih sangat sayang sama saya, makanya mau memampirkan masalah ini dan mudah-mudahan saya khatam,.. J Amin. Sekarang klo diinget-inget lagi, malah kadang suka ketawa sendiri karena konyolnya. Walopun memang masih ada beberapa bagian yang klo dikenang masih berasa, tapi percayalah bahwa waktu kan bisa melunturkannya perlahan sampai akhirnya menjadi kenangan manis.

Sang Yang Maha itu tidak akan pernah memampirkan rasa kelabu terus kok ke kita, karena dia sedang mempersiapkan moment manis di depan klo kita bisa belajar mencari hikmah dari masalah tersebut. Makanya kan dibilang tadi, abis ada mendung pasti akan ada hujan, petir, badai, langit cerah, sinar matahari dengan bonus pelangi yang subhanallah bagus banget. Jadi jangan kelamaan sedih yah, cinta. Sayang energinya.

Jadi rubahlah mainset bahwa “MASALAH” adalah akhir dari dunia. Kasian banget jadinya. Tapi sebenarnya “MASALAH” itu adalah batu loncatan kita untuk menjadi pribadi yang super (kok jadi kaya Pak Mario Teguh, izin pinjem istilahnya yah pak). Udah percaya aja,.. J

Teman, Sang Yang Maha itu karena sangat sayang dengan kita. DIA tidak akan pernah memampirkan orang yang salah untuk memuliakan dan mendampingi kita untuk seumur hidup. Terkadang, karena emosi masih sangat dominan pada saat awal kejadian “masalah”, kita tidak bisa melihat secara jernih karena emosi. Tetapi ketika kita telah merasa tenang, insya allah kita akan mengerti satu-persatu untuk “KENAPA”nya. Ingat, kita gak punya kemampuan untuk melihat masa depan. Karena itu adalah kepemilikkan Sang Yang Maha secara mutlak dan utuh. Dengan bergulirnya waktu, kamu pun akan mengerti, bahkan akan sangat mengerti ketika kamu mau belajar memahaminya. Dan klo memang dia “dijodohkan” memang dengan kamu, gak akan kemana-mana kok,.. J. Apabila kita telah tidak bisa melangkah, maka kembalikanlah segala keputusan kepada Sang Yang Maha untuk yang terbaik. Serta ya “sabar” dan “ikhlas” tadi juga jangan lupa.

Jadi, janganlah terlalu berlarut bersedih dengan mellow beaullow yellow dengan “MASALAH”. Karena MASALAH itu akan membuat kita menjadi pribadi yang super. Dan saya jadi bisa memahami pemikiran Bapak Mario Teguh. Thanks you, God. Adanya manusia dengan pemikiran seperti dia.

Serta hayo atuh melangkah maju karena Life must go on, Teman. Semangat lagi untuk menjalani hari dan semangat juga untuk mencari hikmah dari semua masalah yang dihadapi. Percaya bahwa kita memang dimampukan Sang Yang Maha untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada, karena akan menjadikan kita pribadi yang super. Keep always to be positive thinking.

*********

Hal yang sempurna di mata kita, belum tentu sempurna secara harfiahnya oleh Sang Yang Maha Segala untuk mendampingi, menemani, melengkapi dan memuliakan kita. Tetapi, apabila memang dia sempurna untuk kita, maka akan dikembalikan, dibaikkan dan diindahkan dengan sangat mudah dan sempuna caranya. Tidak ada yang tidak mungkin untuk DIA. Karena hal itu sangatlah mudah untuk Sang Yang Maha – Tuhan Pencipta Alam Semesta. #BeningDisudutHati

Menyapa Malam

25/08/2011 § Tinggalkan komentar


Dear Malam,

Di hari ini pada tanggal-mu yang ke 25, kita bertemu kembali untuk sekian lama. Aku tahu bahwa langkahmu masih sangat panjang untuk kembali ke peraduan. Tapi aku meminta hanya setengah jam didengarkan sebentar untuk cerita hari ini.

Tahukah kau pada hari ini aku menemukan soundtrack yang sangat tepat untuk melepaskan semua kepenatan dan pikiran ini sementara. Serta mengisinya kembali dengan nilai positif thinking adanya akan semua alur DIA. Rasanya menenangkan dan aku bisa tersenyum-senyum sendiri ketika setiap kali mendengarkannya berulang-ulang. Jangan heran seperti engkau tidak terbiasa akan aku, bahwa musik dan lirik indah sangat mudah mempengaruhi mood aku dengan sangat cepat.

Ada rahasia kecil, ketika aku sedang diam dan jenuh. Putarkan saja musik rancak yang dapat membuat kita sama-sama riang dan berdansa.

Dear malam,

Sampaikan salamku untuk DIA yah. Katakan bahwa aku sudah mulai terbiasa dan mengerti. Katakan pada DIA bahwa sekarang aku sudah siap untuk semua. Dan aku pun telah banyak belajar dari ini semua. Apapun yang DIA alurkan, sangat percaya dan yakin bahwa semua itu sempurna adanya dan tanpa cela. Tolong katakan juga bahwa aku menunggu “pelangi” setelah semua hujan, badai dan gelombang besar kemarin menerjang dengan sangat derasnya.

Sampaikan pada-NYA.

Sujud syukur ku panjatkan kepada-MU diwaktu antara magrib dan isya-MU, Tuhan. Speechless entah harus bagaimana untuk mensyukuri semua nikmat-MU yang tidak terhitung ini. Terima kasih untuk semua.

Synchronize

24/06/2011 § Tinggalkan komentar


Ok,. setiap orang pasti memiliki pekerjaan rumah di dalam menjalani hidupnya. Pasti ada kejadian dalam hidup yang terjadi. Dan untuk menuntaskannya, memerlukan kelapangan dada dan is not simple. Jadi bertanya sendiri, bahwa apakah sekarang saya mengalami moment itu, seperti kebanyakan orang pada umumnya..????

Akhirnya saya merasakan fenomena ini. Jadi ingat diskusi panjang tentang “perasaan” dengan teman-teman dulu. Sebuah ranah yang dimana satu ditambah satu belum tentu menjadi dua, tetapi bisa menjadi tiga, lima atau sepuluh.

Ok guys,.. di post kali ini saya mengakui bahwa kalian benar adanya dan harus dengan setengah mati belajar untuk men-synchronize logika dan feeling sambil senyam-senyum sendiri dan menyadari ternyata bukan hal yang mudah. Perlu latihan dan lebih sadar, bukan sabar.

Sadar bahwa harus balance antara kenyataan dan realita. Sadar bahwa dunia selalu bergerak maju. Sadar bahwa manusia bukan peramal dan ahli statistik yang selalu memikirkan kemungkinan perasaan orang lain dan akibatnya. Sehingga berhenti berfikir untuk menduga-duga. Dan sadar untuk banyak hal lainnya.

Kesadaran penuh pada semua langkah yang diambil dan dijalankan, serta bertanggung jawab penuh dengan diri sendiri untuk langkah yang telah dipilih, diambil dan diputuskan. Hal yang paling sulit adalah bertanggung jawab, jujur dan berkomitment dengan diri sendiri. Harus memiliki kedisiplinan yang tinggi.

Setelah kesadaran telah terbangun, maka belajar untuk “memaafkan” untuk semua yang telah terjadi. Jangan pernah membebani hati dengan hal-hal negatif. Sehingga energi positif menjadi sedikit, yang diakibatkan berkembangnya pikiran negatif akan banyak prasangka karena analisa oleh pikiran untuk semua kemungkinan yang belum tentu benar adanya.

Jadi, apabila dirangkum semua penjelasan diatas. Maka, “yang paling sulit adalah bagaimana bisa menerima kenyataan yang bertentangan dengan angan dan impian serta dibarengi dengan memaafkan untuk semua kekecewaan”. Karena di dalam hidup, tidak semua berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dengan sangat sempurna.

Jangan menganggap ketidak synchronize membuat hidup menjadi berwarna suram. Justru apabila dilihat lebih dalam, disanalah letak seni dari hidup yang mengajarkan kita untuk memahami makna dan menjadi lebih berwarna. Bukankan dengan adanya warna suram sedikit, makin membuat warna cerah lebih menonjol dan eksis. Sehingga apabila diapplikasikan dalam perjalanan hidup. Justru dengan adanya kekecewaan, membuat moment-moment bahagia makin terasa eksistensinya dan manis rasanya.

Pembahasan untuk yang terakhir kalinya

08/06/2011 § Tinggalkan komentar



Dear All,

Pada akhirnya, saya memutuskan membahas semua ini untuk yang terakhir kali sebelum memasukkan semua cerita ke dalam kotak yang entah kapan lagi akan saya lihat-lihat.

Banyak teman yang bertanya, kenapa hanya sebatas itu untuk mempertahankan dan memperjuangkan semuanya. Tapi, satu yang harus diingat, bahwa ada satu masa dimana saya telah berusaha dengan sangat maksimal, tetapi semua tetap saja tidak mungkin. Tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan, kawan.

Menyesal,..?? Dapat dikatakan TIDAK,… Kan saya telah “berusaha”, dan selebihnya telah memutuskan untuk melangkah maju. “Past is the past”. Masa lalu adalah masa lalu itu sendiri, yang enaknya hanya ditenggok dan digunakan untuk intopeksi diri untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Tidak baik memutuskan sesuatu yang begitu dalam hanya dari satu sisi kehidupan. Ini pelajaran yang benar-benar membuat saya berfikir untuk kesiapan semuanya. Dan ternyata, saya masih sangat belum siap. Masih banyak hal yang ingin diasah sampai batas limit kemampuan untuk lebih baik dan lebih bijaksana. Sangat percaya bahwa Sang Yang Maha – Tuhan Semesta Alam memampirkan semua kisah ini sebagai contekkan hidup yang akan saya jalani nanti setelah saya memang telah benar-benar siap.

Tidak menyalahkan siapa pun, tidak menyesali apapun, tetapi memaafkan semua yang telah terjadi sampai hari ini. Yang ternyata, Viola,.. begitu banyak yang manis dan indahnya serta positif thinking adanya. Makin membuat saya lebih baik dan baik lagi, Makin membuat saya lebih dewasa lagi dan masih banyak lagi.

Jadi teman, jangan ada lagi pembahasan bahwa “kenapa hanya sampai disini?”. Karena itu sudah menjadi cerita yang hampir usang, dan saatnya melangkah ke cerita yang baru. Tidak baik staknan disitu-situ terus kelamaan. Biar saya yang simpan sendiri untuk jawaban kenapa-nya itu yah,… J karena memang sudah enggak bisa untuk maju.

Logikanya, klo ketemu jalan buntu, ya berbalik arah dan mencari jalan baru kan. Dan itu yang saya lakukan sekarang. Hanya saja bukan jalan baru, hanya ke jalan awal lagi untuk lebih fokus disana. Ingat, ada “Va’astu” yang masih harus dipapah kemana-mana. Masih ada “Kilau” yang udah dicuekin untuk koleksi barunya hampir setengah tahun ini. Dan masih ada konsep baru yang sedang digodok untuk hal yang lebih besar demi kepentingan bersama menjadi lebih baik.

Sekian cerita ini ditutup, dan yang mau bilang ambigu pun gak apa-apa. Ada yang bilang nge-gantung pun ndak apa-ap. Dan ada yang bilang super duper gak penting pun sangat-sangat tidak apa-apa. Karena memang mungkin sudah tidak penting lagi.

Makasih dah ngedampingin aku di waktu-waktu rentan dan staknan kemarin-kemarin dengan emosi yang naik turun gak karuan. Makasih dah nemenin aku diantara banyak celah kosong ketika membutuhkan teman hanya untuk mendengarkan kegilaan dan keliaran pola pikir aku, demi untuk mencari alasan secara logika “mengapa semua ini terjadi dan kejadian”… J Dan masih menunggu untuk kapan kita mengadakan Pajamas Night lagi untuk cerita-cerita baru dan tokoh-tokoh baru.

Sekali lagi, tidak ada yang patut disalahkan untuk semua ini. Karena memang harus berjalan seperti ini dengan sangat sederhananya. Serta berdoa semoga semua baik adanya, cinta.

Apabila kamu mampir ke blog aku gak sengaja. Hanya ingin bilang, “Met menempuh hidup baru yah dan jadilah kepala keluarga yang bisa memimpin keluarganya dalam keluarga sakinah ma wa’dah wa rohmah”… J Ingat, menikah itu adalah ibadah, jadi harus diniatkan sebuah ibadah. Dan jadikan agama adalah pondasi keluarga kalian. Karena itu yang akan menguatkan kalian,… J Sekian,….

Berjanji pada diri sendiri, ini adalah yang terakhir dan sudah masanya untuk TUTUP BUKU pada kasus ini,… ingat sama tanggal kadaluarsa yang terhitung hari ini… J

Mengalir Apa Adanya

31/05/2011 § Tinggalkan komentar


Dear all,

Beberapa hari ini memiliki kebiasaan baru ketika melihat matahari pagi dengan langit cerahnya. Merasa bersyukur untuk kesekian kalinya, karena aku masih bisa tersenyum cerah untuk kesekian kalinya. Dan tersadar bahwa begitu banyaknya bahasa dan moment manis yang kadang hanya terbersit lewat tetapi meninggalkan jejak yang nyata dan dalam adanya.

Terkadang tanpa sadar sebuah hal yang simple dan sangat sederhana adanya, dapat menjadi sebuah lentera atau semangat yang membuat kita bisa bertahan senyam-senyum untuk seharian dan bahkan beberapa hari. Amazing memang dan kadang tidak bisa di nalar dengan sangat harfiahnya.

Sama seperti kemarin, di depan laptop dengan semua kalimat yang melintas di dalam angan, masih belum bisa menggambarkan akan semua rasa ini. Apakah itu nyaman, tenang, mencintai dengan sederhananya atau hanya sebuah rasa yang tidak perlu untuk dituliskan dan dibuat menjadi tidak kasat mata tetapi nyata dengan rasa itu sendiri adanya. Hanya menikmati saja!

Ehm,.. mungkin itu ungkapan yang tepat adanya. Hanya menikmati saja semua kajadian yang terjadi dan menikmati saja semua kejutan-kejutan indah dan tersenyum dan tertawa lepas tanpa beban adanya dengan sangat alaminya.

Hari ini, aku akan seperti kemarin.Menikmati semua rutinitas yang ada dan apa adanya tetapi masih sangat peka untuk melihat hal-hal kecil yang akan membuat tersenyum tiba-tiba yang menghangatkan hati.

Episode UI – Update Langkah

21/05/2011 § Tinggalkan komentar


Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Hanya ingin upload foto-foto aja,.. J dan tetap dengan suksesnya masih baik-baik saja. Masih sangat senang karena akal masih sangat baik mengiringi hati,.. J karena sangat yakin akan alur KAMU dan waktu KAMU,..

Sang Yang Maha,. Aku masih sangat cinta akan KAMU dan dengan semua O2 yang ada disana. Masih sangat speechless dengan semua alur yang terjadi,…

Di malam ini aku telah merasakan ketenangan dari semuanya dan tetaplah selalu mengiringi aku, Tuhan. Selalu ada di samping aku dengan semua kejutan-kejutan indah kamu yang sudah tidak bisa diaksarakan secara harfiah.

Pluralisme

20/05/2011 § Tinggalkan komentar


“Perbedaan” entah sejak kapan kata ini menjadikan sesama kita semua menjadi benteng dan jarak mutlak untuk menentukan keselarasan. Apakah baik adanya ketika kesamaan atau homogenitas menjadi tolak ukur akan keselarasan satu sama lain? Apakah baik adanya akan nilai kesamaan dan keunggulan masing-masing ras menjadi superior yang dapat menjamin keselarasan dan perdamaian?

Saya telah terbiasa menerima sebuah perbedaan dari kecil adanya. Hidup dalam lingkungan sekolah dasar dari masing-masing derah berbeda dengan perbedaan agama yang berbeda tetapi saling menghargai satu dengan yang lainnya karena indahnya perbedaan itu sendiri. Begitu sangat beruntung hidup dilingkungan yang terdiri dari banyak budaya dan adat istiadat.

Masih sangat bersyukur akan nilai minoritas sehingga menyadarkan bahwa tidak baik adanya nilai egosentris karena merasa mayoritas. Makin cinta dan mengerti akan sebuah tolerasi dan memegang teguh akan nilai agama yang tertanam diantara segudang alasan untuk menghempasnya hanya untuk diterima didalam taraf sosial dalam tatanan masyarakat internasional.

Tidak sesempit itu, mereka selalu mengerti dan menghargai keputusan dan pilihan yang di ambil dengan memegang teguh pilihan tersebut sebagai bentuk ketaatan dan kedisiplinan dalam menjalankan agama.

Tetapi, mengapa kita yang dikenal dalam sejarah adalah agama yang universal dan menjunjung tinggi toleransi dan selalu bersinergi dengan budaya setempat di dalam penyebaranya telah menjadi sangat egois akan nilai mana yang benar dan mana yang salah. Kemana nilai luhur akan nilai maaf dan saling toleransi itu ditanamkan dan dituangkan di dalam kitabnya dalam bahasa yang shaydu?

Sangat kagum akan nilai Pluralisme (Dalam ilmu sosialpluralisme adalah sebuah kerangka dimana ada interaksi beberapa kelompok-kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormat dan toleransi satu sama lain. Mereka hidup bersama (koeksistensi) serta membuahkan hasil tanpa konflik asimilasi. Pluralisme adalah dapat dikatakan salah satu ciri khas masyarakat modern dan kelompok sosial yang paling penting, dan mungkin merupakan pengemudi utama kemajuan dalam ilmu pengetahuan, masyarakat dan perkembangan ekonomi. Wikipedia)

Serta bertanya akan kapan nilai ini dapat tertanam disini mengingat kita hidup di dalam perbedaan yang indah. Justru perbedaan itu adalah kekayaan kita sendiri dan pembelajaran akan kedewasaan akan nilai toleransi. Selama tidak mencampur adukkan nilai-nilai agama, saya sangat mendukung nilai perbedaan ini hidup di dalam tatanan masyarakat.

Pemikiran ini terbangun ketika saya telah mengalami bagaimana rasanya telah menjadi komunitas minoritas selama 2.5 tahun dengan lingkungan yang dimana sangat menghargai nilai pluralisme itu sendiri. Masih sangat bersyukur dengan Sang Yang Maha – Tuhan Semesta Alam akan semua pengalaman dan aur hidup yang telah dibuat.

Islam adalah agama yang indah dan kaya akan toleransi. Hal ini dapat terlihat di dalam historikalnya dengan keagungan masa lalu akan kota alhamra (Spanyol – Eropa) dan Baghdad (Irak). Dimana agama selain islam pada masa itu dilindungi ketika memasuki wilayah islam. Kenapa sekarang kita menjadi seperti ini dan bahkan berani mengatakan kafir untuk sesama pemeluk islam yang tidak sepaham? Benar-benar membuat hati ini bersedih dan bertanya mengapa silahturahmi dan ukhuwah sampai sebegitu lemahnya sehingga terjadi seperti ini.

Where Am I?

You are currently browsing the living room category at loving-life.